RANNEWS.CO.ID, BEKASI – Asisten Pemerintahan dan Kesra (Asda 1) Kabupaten Bekasi, Yana Suyatna, menghadiri apel siaga penanggulangan bencana di Situ Abidin, Desa Karangmulya Kecamatan Bojongmangu, pada Selasa (26/4/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tingkat Kabupaten Bekasi, serta latihan simulasi evakuasi mandiri bencana banjir.
Acara tersebut diikuti oleh personil BPBD Kabupaten Bekasi bersama Basarnas, PSC, Polres Metro Bekasi, Kodim 0509/Kabupaten Bekasi, perangkat daerah terkait serta relawan kebencanaan.
Asda 1 Kabupaten Bekasi, Yana Suyatna, mewakili Plt Bupati Bekasi Akhmad Marjuki dalam sambutannya menyampaikan, upaya penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama.
“Unsur pentahelix, baik pemerintah daerah, unsur masyarakat, dunia usaha, akademisi, perguruan tinggi, serta media masa, dan perlu dilakukan berbagai peran dan tanggungjawab dalam peningkatan kesiapsiagaan, di semua tingkatan, baik untuk anak, remaja dan dewasa,” ujarnya.
Selain itu, atas nama Pemerintah Kabupaten Bekasi, Yana Suyatna mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap terjadinya bencana, seperti longsor, banjir, kekeringan,dan kebakaran.
“Apalagi sekarang menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak masyarakat yang mudik, saya himbau kepada masyarakat yang akan mudik, sebelum meninggalkan rumah, tolong cek dulu listrik, supaya di matikan dulu untuk menghindari bencana kebakaran. Kunci rumah dan melapor kepada RT RW untuk menitipkan rumah yang akan ditinggalkan,” terangnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mengatakan, HKB tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2022 diisi dengan kegiatan latihan, simulasi evakuasi mandiri bencana banjir, dengan tema keluarga tangguh bencana, pilar bangsa menghadapi bencana dengan pesan utama, siap untuk selamat.
“Saya harap dengan latihan simulasi evakuasi mandiri bencana banjir, para personil penanggulangan bencana, menjadi lebih tanggap, dan siap siaga dalam menghadapi situasi penanggulangan bencana,” ujarnya.
Henri menandaskan, indikator kesiapsiagaan bencana harus dibentuk mulai dari keluarga, kemudian naik ke Desa Tanggap Bencana (Destana).
“Sehingga sebelum Tim BPBD atau Tim SAR turun ke lokasi bencana, tim evakuasi dimulai dari keluarga, dan aparat pemerintah setempat, seperti Destana,” terangnya. (vin)