RANNEWS.CO.ID, JAKARTA – Pengacara baru Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Ronny Talapessy menyangsikan pengakuan Deolipa Yumara soal ada sosok ‘jenderal’ yang membuat Bharada E mengganti kuasa hukumnya. Ronny mempertanyakan hal tersebut. Sebab menurutnya tidak ada yang berubah terkait status maupun keterangan Bharada E.
“Status Bharada E tidak berubah, keterangannya tetap seperti yang dia tuliskan sebagai kesaksian. Lalu di mana intervensinya?” katanya , Minggu (14/8/2022).
Diketahui, Deolipa sempat memamerkan kertas-kertas dengan gambar tangkapan layar percakapan Whatsapp yang diklaim sebagai intervensi yang diterima Bharada E hingga mencabut kuasa. Namun, Ronny enggan menanggapi dan memilih fokus mendampingi Bharada E.
“Saya adalah saya fokus mendampingi RE mempersiapkan saksi meringankan dan ahli. Agar bisa maksimal pada saat persidangan,” ujar Ronny.
Ronny mengaku tak mau membuang energi untuk menanggapi Deolipa. Ronny mengatakan dirinya memegang prinsip bahwa komunikasinya dengan Bharada E merupakan hal rahasia.
“Saya tidak mau buang-buang energi untuk komentar dari lawyer lama, karena saya fokus pada pendampingan,” tuturnya.
“Untuk menjaga kredibilitas yang dipercayakan RE kepada saya. Saya memegang prinsip komunikasi klien-pengacara adalah rahasia,” sambungnya.
Ronny menilai banyak klien yang tidak suka pembicaraanya diumbar. Terlebih menurutnya berkaitan dengan strategi pembelaan.
“Banyak klien yang nggak suka apa yang dibicarakan dengan pengacaranya diumbar di muka umum, kecuali kalau kliennya menghendaki ya. Untuk strategi pembelaan di persidangan,” ujar Ronny.
Sebelumnya, mantan kuasa hukum Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara menyebut ada sosok ‘jenderal’ yang membuat Bharada E mengganti kuasa hukumnya. Ia kemudian memamerkan kertas-kertas dengan gambar tangkapan layar percakapan Whatsapp.
“Nggak tahu saya (sosok jenderal yang membuat Bharada E cabut kuasanya), ‘siap Jenderal’, (berarti) jenderal, dong,” kata dia kepada wartawan di Depok, Jawa Barat (Jabar) pada Sabtu (13/8/2022).
Gambar tangkapan layar itu dicetak besar di kertas HVS A4 oleh Deolipa dan Boerhanuddin. Pesan itu, disebut Deolipa, diketik sosok ‘jenderal’ yang keberatan terhadap sikapnya yang terlalu blak-blakan mengungkap informasi ke publik.
Sosok ‘jenderal’ juga mengatakan informasi yang Deolipa sampaikan ke publik bertolak belakang dengan BAP Bharada E.
Ia mengaku sempat dipanggil Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Deolipa diminta mengundurkan diri sebagai kuasa hukum Bharada E.
“Sudah, sudah, saya dipanggil ke ruang Bareskrim. Iya (menolak mengundurkan diri sebagai pengacara Bharada E). Saya menolaklah. Saya pengacara lama, Pak Boerhan juga pengacara lama,” katanya.
Meski demikian, Deolipa tidak menyebutkan secara gamblang siapa yang dia temui saat dipanggil ke Bareskrim.
Mantan pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara, menduga ada intervensi dalam pencabutan surat kuasanya sebagai pengacara Bharada E. Dia menyebut ada kode yang disampaikan Bharada E melalui tanda tangan di surat pencabutan kuasa tersebut.
“Tapi ada orang yang mengintervensi atau menyuruh sehingga dia (Bharada E) mencabut kuasa (saya sebagai pengacara),” kata Deolipa kepada wartawan di kediamannya, hari ini.
“Karena dia ngasih kode nih ke saya, dia sampaikan, dia memberi kode, ‘Bang Deoli, ini saya di bawah tekanan’,” sambungnya. (red)