RANNEWS.CO.ID, WASHINGTON – Webinar Bincang Karya (Bianka) ke-34 membahas riset-riset terkini bidang pendidikan yang dilakukan para mahasiswa asal Indonesia di Amerika Serikat dipaparkan dalam gelaran webinar Bincang Karya (Bianka), Selasa (17/5) lalu. Webinar digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C. melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Direktur Keuangan dan Umum Lembaga Pengelola Dana Keuangan (LPDP), Emmanuel Agust Hartanto, mengatakan pendidikan merupakan kunci menurunkan kemiskinan, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mencapai kesetaraan gender, dan juga memperkuat kualitas sumber daya manusia. “Indonesia butuh sistem pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara, supaya kualitas sumber daya manusia bisa meningkat, khususnya untuk membangun reformasi pendidikan dan mencapai hasil yang lebih baik,” jelas Emmanuel dalam kesempatan ini.
Senada dengan itu, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan P. Roeslani, dalam kesempatan berbeda, mengatakan bahwa Indonesia memiliki tantangan yang besar dalam dunia pendidikan dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Akan tetapi, pemerintah terus berusaha memastikan pendidikan hadir di tengah pandemi. “Pemerintah terus berupaya memberikan pendidikan yang inklusif kepada semua lapisan masyarakat. Salah satunya dengan cara memberi kelonggaran kepada tiap sekolah untuk menggunakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masing-masing,” tutur Dubes Rosan.
Selain itu, Dubes Rosan juga menggarisbawahi bahwa komitmen ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 poin empat dalam hal tujuan menciptakan pendidikan global. “Pemerintah merasa bahwa dunia harus memulihkan sektor pendidikan setelah pandemi melanda. Kebutuhan dunia kerja khususnya di masa pasca pandemi telah berubah. Oleh karena itu, kita perlu menata kembali bagaimana pendidikan dapat menjawab tantangan dunia di era pasca pandemi ini,” tutur Dubes Rosan.
Department Chair of Teacher Education and Curriculum Studies, College of Education, University of Massachusetts, Amherst, Betsy McEneaney, menjelaskan ragam program di College of Education dan kelebihan- masing-masing departemen. “Dalam Teacher Education and Curriculum Studies, English Language Acquisition, kami memiliki banyak sarjana dan mahasiswa doktoral di bidang ini. Departemen kami juga diisi orang-orang yang bekerja di bidang pendidikan imigran dan pengungsi,” tutur Betsy.
Associate Dean and the Graduate College of Oklahoma State University, Matt Laverne, menjelaskan riset terkait dan pengembangan profesi bidang pendidikan. “Salah satu cara yang kami lakukan adalah melalui program Keterampilan Kritis 3600 untuk Kesuksesan Karier, yang merupakan program opsional, serta melibatkan kredensial di sejumlah bidang dalam pengembangan profesional,” terang Matt.
Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahmad Bukhori Muslim, didaulat menjadi moderator malam itu.
Calon doktor Bidang Education Leadership and Policy Analysis di University of Wisconsin-Madison, Aziz Awaludin, menuturkan risetnya saat ini berfokus pada proses penyusunan rencana kerja distrik sekolah perkotaan di Amerika Serikat untuk membentuk pemimpin sekolah yang mengedepankan kesetaraan.
“Saya menggunakan Epistemic Network Analysis (ENA), metode baru untuk memetakan kerangka berpikir dari data kualitatif. Ini disebabkan karena isu rasial di Amerika Serikat sangat penting, sehingga penelitian ini sangat signifikan dalam melihat peta dari kerangka kerja yang dikembangkan distrik tersebut,” terang Aziz.
Sementara itu, calon doktor Bidang Educational Psychology dari Oklahoma State University, , Jati Ariati, memaparkan risetnya tentang pengalaman mahasiswa internasional di kelas daring di institusi yang didominasi kulit putih. “Penelitian ini juga akan melihat persepsi mereka tentang sense of belonging,” paparnya.
Menurut Jati, penelitiannya ini akan membantu dirinya mendesain kelas daring (blended dan fully online) yang lebih inklusif. “Ke depan, saya harap penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan indikator dalam melakukan evaluasi belajar mengajar,” tutup Jati.
Calon doktor Bidang Teacher Education and School Improvement dari University of Massachusetts, Amherst, Nanak Hikmatullah, dalam paparannya, menguraikan riset awalnya difokuskan pada ide memanusiakan teknologi dalam konteks pembelajaran daring, yaitu bagaimana semua orang bisa tetap berinteraksi dengan baik dalam lingkungan daring seperti halnya dalam kelas tradisional (tatap muka).
“Dalam konteks Indonesia, diharapkan nantinya riset ini berkontribusi terhadap pengembangan online learning di pendidikan tinggi kita untuk lebih baik lagi dan lebih layak lagi, karena sejauh ini online learning dianggap kurang kualitas dan kredibilitasnya,” terang Nanak.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Jamal Wiwoho, mengharapkan webinar ini dapat menciptakan peluang kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dengan para ahli bidang pendidikan di Amerika Serikat.
“Saya rasa kampus-kampus di Indonesia sangat terbuka sekali untuk menjalin kerja sama dengan para ahli di bidang pendidikan di Amerika, misalnya dengan menjadikannya dosen tamu dan melakukan riset bersama,” jelas Jamal.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI di Washington, D.C., Popy Rufaidah, menjelaskan tujuan diadakannya Bianka ini adalah untuk membuka peluang kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan di Amerika Serikat dalam bidang pendidikan. “Diharapkan juga jumlah mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studi ke Amerika serikat semakin meningkat. Mereka bisa memanfaatkan beasiswa yang telah pemerintah sediakan seperti misalnya, LPDP,” tutur Atdikbud Popy.
Bianka terselenggara berkat kerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C., MRPTNI, serta LPDP dan akan berlanjut hingga beberapa seri ke depan.
Sebagai informasi, rekaman siaran langsung webinar Bincang Karya (BIANKA) Seri-34 Bidang Pendidikan dapat diakses pada tautan tautan https://bit.ly/fb-watch-bianka34 di laman resmi Facebook Atdikbud USA. (vin)