RANNEWS.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait yang memiliki perhatian terhadap isu keselamatan jalan, memanfaatkan usia emas anak untuk memberi pendidikan tentang bagaimana berlalu lintas yang baik dan berkeselamatan.
Hal ini diungkapkan Menhub saat menjadi pembicara kunci Seminar Nasional Sadar Lalu Lintas Usia Dini (SALUD) yang diselenggarakan Badan Pengembangan SDM Perhubungan dalam rangka memperingati Dies Natalis Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) ke-51, Kamis (19/5).
Menhub mengatakan, pendidikan sadar berlalu lintas sejak usia dini penting untuk dilakukan sebagai landasan pembangunan karakter manusia yang berkeselamatan dalam bertransportasi.
Diharapkan, anak-anak dapat memahami apa arti berlalu lintas yang baik dan memberikan contoh kepada orang-orang terdekatnya bahkan ke orang yang lebih dewasa. “Pendidikan SALUD memanfaatkan masa emas anak-anak dengan harapan dapat memberikan pengalaman yang membekas di hatinya dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keselamatan berlalu lintas, membutuhkan suatu gerakan sadar berlalu lintas sejak usia dini yang dilakukan dengan format yang menarik dan dilakukan secara konsisten.
Oleh karenanya, Menhub mengajak pemangku kepentingan terkait seperti: Kemendikbud Ristek, Kepolisian, pemerintah daerah, akademisi, dan pemerhati anak untuk berkolaborasi meningkatkan metode pendidikan SALUD dengan format yang menarik. “Kita bisa menggunakan cara-cara yang mengakar pada budaya dan kearifan bangsa Indonesia yang beragam, sehingga memiliki kedalaman dan dapat diterima dengan mudah bagi anak-anak” ucapnya.
Menhub mengungkapkan, membangun kesadaran akan keselamatan kepada masyarakat bukanlah suatu hal yang mudah. “Kita sudah buat aturan tetapi kadang sulit diterima masyarakat. Tetapi pada masa mudik lalu kami bersama Korlantas Polri terbukti bisa melakukan edukasi dan masyarakat mau mengikuti anjuran pemerintah. Artinya, kolaborasi harus terus dilakukan karena tidak mungkin satu sektor bisa menyelesaikannya sendiri,” tutur Menhub.
Pada kesempatan yang sama, Kakorlantas Polri Firman Shantyabudi mengapresiasi Kemenhub yang terus konsisten melakukan kegiatan yang berfokus pada peningkatan keselamatan jalan. Menurutnya, faktor manusia berperan penting dalam menciptakan ketertiban lalu lintas. “Untuk itu, pendidikan SALUD ini berperan penting dalam mewujudkan budaya tertib berlalu lintas,” katanya.
Melalui pendidikan SALUD, ia berharap generasi muda dapat menanamkan sikap yang menunjukkan kesadaran yang tinggi akan keselamatan berlalu lintas. Sikap tersebut diantaranya yaitu: kepatuhan sebagai warga negara yang taat hukum; mengajarkan rasa tanggung jawab empati terhadap orang lain sesama pengguna jalan; memahami pentingnya keselamatan di jalan pada usianya baik sebagai penumpang, pejalan kaki, maupun pesepeda; serta mampu mengambil tindakan segera kepada petugas berwenang jika terjadi keadaan darurat di jalan raya.
Persoalan lalu lintas bukan persoalan kecil yang harus dituntaskan, karena menjadi potret kemajuan sebuah bangsa. Data Korlantas Polri menyebutkan, setiap jamnya dua orang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Di Indonesia pada tahun 2021, tercatat ada 103.645 kejadiaan kecelakaan yang mengakibatkan 25.266 korban meninggal dunia, 10.553 korban luka berat, dan 117.913 korban luka ringan. Korban kecelakaan didominasi oleh usia produktif antara 20-49 tahun.
Kemenhub memiliki sebuah program pengenalan dan pembelajaran cara berlalu lintas untuk anak-anak usia dini bekerja sama dengan guru-guru sekolah yang membidangi pendidikan TK dan PAUD. Program ini diimplementasikan di berbagai daerah dan dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan terkait. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mendorong setiap kota/kabupaten untuk memiliki Taman Lalu Lintas, yang bisa dimanfaatkan untuk mensosialisasikan tentang Gerakan SALUD. (vin)